shalat-Ku sudah ibadahkah? atau hanya kebiasaan?

Minggu, 07 April 2013










Solat (bahasa Arab: صلاة‎; pl. ṣalawāt) merujuk kepada sembahyang dalam agama Islam. Solat terbahagi kepada solat fardu dan solat sunat. Solat fardu diwajibkan ke atas orang Islam yang baligh dan berakal sebanyak 5 kali sehari pada waktu-waktu tertentu. Solat fardhu merupakan Rukun Islam yang ke-2 dari lima Rukun Islam.

Pengertian ibadah dapat ditemukan melalui pemahaman bahwa :
  1. Kesadaran beragama pada manusia membawa konsekwensi manusia itu melakukan penghambhaan kepada tuhannya. Dalam ajaran Islam manusia itu diciptakan untuk menghamba kepada Allah, atau dengan kata lain beribadah kepada Allah (Adz-Dzaariyaat QS. 51:56).
  2. Manusia yang menjalani hidup beribadah kepada Allah itu tiada lain manusia yang berada pada shiraathal mustaqiem atau jalan yang lurus (Yaasiin QS 36:61)
  3. Sedangkan manusia yang berpegang teguh kepada apa yang diwahyukan Allah, maka ia berada pada shiraathal mustaqiem atau jalan yang lurus (Az Zukhruf QS. 43:43).
 “Ibadah secara bahasa berarti perendahan diri, ketundukan dan kepatuhan.” (Tanbihaat Mukhtasharah, hal. 28).
Definisi terbaik dan terlengkap adalah yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir). Maka shalat, zakat, puasa, haji, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang ma’ruf, melarang dari yang munkar, berjihad melawan orang-orang kafir dan munafiq, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal di perjalanan), berbuat baik kepada orang atau hewan yang dijadikan sebagai pekerja, memanjatkan do’a, berdzikir, membaca Al Qur’an dan lain sebagainya adalah termasuk bagian dari ibadah. Begitu pula rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah (kembali taat) kepada-Nya, memurnikan agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap keputusan (takdir)-Nya, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa ridha terhadap qadha/takdir-Nya, tawakal kepada-Nya, mengharapkan rahmat (kasih sayang)-Nya, merasa takut dari siksa-Nya dan lain sebagainya itu semua juga termasuk bagian dari ibadah kepada Allah.” (Al ‘Ubudiyah, cet. Maktabah Darul Balagh hal. 6).

Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

So udah tau-kan apa itu shalat, ibadah dan kebiasaan? Nah skarang coba liat shalat kamu udah ibadah ato Cuma kebiasaan doank ^_’
http://id.wikipedia.org/


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

adakah teori tentang cinta??? tentu saja ada ini dia salah satunya ^_^


Erich Fromm 
Asumsi Dasar
Asumsi dasar Fromm adalah bahwa kepribadian individu dapat di mengerti hanya dengan memahami sejarah manusia. Dimana Fromm yakin bahwa manusia tidak seperti binatang lainnya, menurutnya manusia telah berpisah atau tercerai berai dari kesatuan prasejarahnya dengan alam.
Manusia tidak memiliki insting kuat untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan akan tetapi menusia memiliki kemampuan bernalar untuk menghadapinya, hal ini disebut Fromm sebagai dilema manusia. Nalar menurut Fromm merupakan anugerah sekaligus kutukan. Maksudnya adalah bahwa dengan nalar manusia dapat mencari jalan keluar atas dilemanya, namun juga dengan nalar manusia sulit untuk keluar atau bahkan terpuruk dalam dilemanya Fromm menyebutnya (existensial dichotomies).
Macam-macam dikotomi antara lain:
Pertama, hidup-mati. Kesadaran diri dan fikiran manusia bahwa akan menemui kematian, tetapi manusia brusaha untuk mengingkarinya, dengan meyakini adanya kehidupan setalah mati. Usaha yang tidak merubah fakta bahwa hidup kita akan diakhiri dengan kematian.
Kedua, ketidak sempurnaan-kesempurnaan. Bahwa manusia mampu membentuk konsep tujuan dari realitas yang utuh, namun waktu hidup dari manusia tidak cukup untuk memnuhi hal tersebut. Dimana manusia ada yang mengisiny dengan segudang prestasi di bidang kemanusiaan, juga ada yang percaya bahwa kelanjutan perkembangan setalah mati.
Ketiga, kesendirian-kebersamaan. Manusia pada akhirnya hanya sendiri, namun manusia tetap tidak bisa menerima pengucilan atau isolasi. Manusia sadar bahwa kebahagian mereka bergantung pada ikatan mereka dengan manusia lainnya. Walau pun manusia itu tidak dapat menyelesaikan mesalahnya itu dimana masalah antara kesendirian atau kebersamaan.
Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia memiliki kebutuhan sebagai hewan dan kebutuhan sebagai manusia. Sebagai hewan, manusia terdorong oleh kebutuhan-kebutuhan fisiologis, seperti rasa lapar, seks, haus dan bebas dari sakit. Sebagai manusia dalam arti kebutuhan sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia. Kebutuhan sebagai manusia Fromm membaginya menjadi bagian dari sesuatu dan menjadi otonom seperti, relatedness dan unity, dan kebutuhan memahami dunia seperti, Frame of orintation dan Effectiveness.
Kebutuhan-kebutuhan itu dibagi mejadi :
A.    Kebebasan dan Ketertarikan
·                Keterhubungan (relatedness): Fromm menyatakan tiga cara dasar bagi manusia untuk terhubugn dengan dunia, adalah kepasrahan, kekuadaan, dan cinta. Setian orang akan saling bersimbiosis, bergantung satu sama lain. Fromm percaya bahwa cinta dalaaah satu-satunya jalan untuk seseorang bersatu dengan dunia dan dalam waktu yang sama, mencapai individulitas dan intregritas. Mamusia juga mempertahankan keinginan irasionalitasnnya yakni hubungan dengan ibu dan dengan orang lain.
·                Kebarakaran (Rootedness): Kebutuhan untuk memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya merasa nyaman didunia.dimana manusia akan merasa asing karena dua hal, pertama, dia direnggut dari akar-akar hubungnnya oleh situasi. Contohnya, ketika dilahirkan maka manusia akan sendirian. Kedua, pikiran dan kebebasan yang dikembangkannya justru memutuskan ikatan alami dan menimbulkan perasaan isolasi.
          Keberakaran dapat dicari melalui cara produktif dan non produktif. Dengan cara produktif, dimana ketika manusia telah selesia di apih oleh ibunya, lalu menjadi manusia yang aktif dan produktif dan apar terlibat kedalam keberakaran yang luas dnegan orang lain. Secara nonproduktif (fiksasi) kengganan yang kuat untuk bergerak melampaui keamanaan dan perlindungan  yang diberikan oleh seorang ibu.
·                Keungulan atau pencipta (transcendency): Manusia menyadari kemampuan akan dirinya, dimana alam semesta itu sangat kuat dan menakutkan yang membuat menusia tidak berdaya. Dengan itu manusia ingin keluar dari hal tersebut dan berubah dari ciptaan menjadi pencipta. Dampak posiitif (menciptakan sesuatu) dampak negatif (nenghancurkan sesuatu).
·                Kepekaan akan identitas (sense of identity): Kebutuhan untuk menjadi “Aku” kebutuhan untuk sadar dengan dirinya sendiri sebagai suatu yang terpisah. Tanpa kepekaan akan identitas, menusia tidak dapat mempertahankan kewarasan mereka dan ancaman ini mendorong mereka untuk melakukan hampir segala hal untuk mendapatkan kepekaan akan identitas.
B.     Kebutuhan untuk memahami dan beraktivitas
·                Kerangka Oriensitas (frame of orientation): Dimana manusia (orang) membutuhkan peta menganai dunia sosial dan dunia alaminya. Dimana tanpa peta itu manusia akan bingung dan tidak mampu melakukan tindakan dengan tujuan dan konsisten.
·                Kerangka Kesetiaan (frame of devotion): Kebutuhan untuk memiliki tujuan hidup yang mutlak. Yaitu Tuhan. Orang membutuhkan sesuatu yang dapat menerima seluruh pengadian hidupnya, sesuatu yang membuat hidupnya yang bermakna.
·                Keterangsangan stimulasi(extitation-stimulation): kebutuhan untuk melatih sistem syaraf, untuk memanfaat kan kemampuan otak. Dimana manusia tidak cukup hanya dengan stimulus sederhana, tapi stimulti yang mengatifkan jiwa (seperti puisi dan hukum fisika).
·                Keefektivan (effectivity): kebutuhan untuk menyadari deksistensi diri melawan perasaan tidak mempu dan melatih kopentensi atau kemampuan.
C.     Kebutuhan
1.         Kebutuhan berhubungan  keterhubungan (relatedness).
2.         Kebutuhan akan tingkat yang tertinggi (transendence).
3.         Kebutuhan akan bersatu  keberakaran (rootedness).
4.         Kebutuhan akan sama (identity)  rasa identitas (Sense of identity).
5.         Kebutuhan akan suatu rencana peninjauan kerangka orientasi (frame of orientation)
Gangguan Kepribadian

Menurut erich fromm orang yang mengalami gangguan kepribadian adalah orang yang gagal memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
Tiga gangguan kepribadian yang berat- nekrofilia, narsisme berat, dan
Simbiosis incses :
·         Nekrofilia
Istilah “nekrofilia” (necrophilia) berarti cinta akan kematian dan biasanya mengacu pada kelainan seksual di mana seseorang menginginkan kontak seksual dengan mayat. Fromm (1964, 1973) menggunakan istilah nekrofilia dalam arti yang lebih umum untuk menunjukan ketertarikan akan kematian. Nekrofilia adalah orientasi karakter alternatif bagi biofilia.
Orang-orang dengan nekrofilia tidak semata-mata bertingkah laku destruktif, melainkan tingkah laku destruktif mereka adalah cerminan karakter dasar mereka.
·         Narsisme berat
Manusia normal menunjukan bentuk narsisme yang baik, yaitu ketertarikan akan tubuh sendiri. Keterpakuan terhadap tubuh sering menyebabkan hipokondriasis atau perhatian obsesif akan kesehatan seseorang. Orang-orang narsistis memiliki apa yang disebut horney.
·         Simbiosis inses
Orientasi patologis ketiga adalah simbiosis inses atau ketergantungan ekstrem akan ibu atau pengganti ibu. Simbiosis inses adalah bentuk berlebihan dari fiksasi terhadap ibu yang lebih umum dan lebih baik. Keterikatan terhadap ibu didasari oleh kebutuhan akan rasa aman , bukan kebutuhan seks. Dorongan seksual bukanlah penyebab dari fiksasi terhadap ibu, namun merupakan hasil.
Sebagian individu patologi memiliki tiga gangguan kepribadian, yaitu mereka tertarik pada kematian (nekrofilia), memiliki kesenangan dalam menghacurkan mereka yang inferior (narsisme berat), dan memiliki hubungan simbiosis neurotik dengan ibu mereka atau penggantian ibu. Orang-orang seperti itu membentuk apa yang disebut fromm sindrom pembusukan (syndrom of delay).

DAFTAR PUSTAKA

·                Dra. I.L. Pasaribu dan Drs. B. Simajuntak. Teori Kepribadian. 1989. Tarsito. Bandung
·                Alwisol. Psikologi Kepribadian. 2005. UMM Press. Malang
·                Gregory J. Feist, Jess. 2008. Feist Theories of Personality. Pustaka Pelajar. Yogyakarta




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Wuih, Mimpi Ternyata Bisa Diatur, Caranya?

Sabtu, 06 April 2013


Wuih, Mimpi Ternyata Bisa Diatur, Caranya?

Selasa, 11 Desember 2012, 11:29 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
 
Mimpi (ilustrasi)


Seseorang bisa mengendalikan mimpi yang dialaminya asalkan ia pada kondisi lucid dream. Apa itu Lucid Dream? Lucid Dream adalah kondisi saat seseorang sadar bahwa dia sedang bermimpi.
Dengan lucid dream, kita bisa menjadi kreator dan pemeran utama dari sebuah mimpi yang bersifat infinity. Tidak perlu ilmu khusus atau kekuatan supranatural untuk melakukannya, karena semua ini murni science dan logis.
Lucid Dream sendiri dibagi menjadi beberapa level lucidity, dimana semakin tinggi tingkat lucidity-nya semakin bebas dan leluasa anda dapat melakukan proyeksi untuk pemunculan objek dan sejenisnya.
Dengan kata lain, ketika kita mencapai tingkat lucidity paling tinggi kita menjalani kehidupan di mimpi mungkin hampir 80% persis dengan di kehidupan nyata, entah itu dari saraf-saraf yang terasa aktif bekerja, visual yang baik, indra perasa, pendengar, atau peraba yang mungkin sama seperti keadaan normal ketika kita hidup di 'dunia nyata'.
Sudah barang tentu jika hal ini terus dikembangkan akan menjadi prospek yang baik untuk kepentingan masyarakat kelak, entah itu sebagai terapi, meditasi, atau yang jenis jasa lainnya.
Fenomena lucid dream ini sebenarnya telah banyak disebutkan di masa masa lampau, hanya saja baru beberapa dekade ke belakang ini, komunitas sains mulai mengakui keberadaan fenomena satu ini.
Suku Indian, terutama para dukun (shaman) menerapkan suatu bentuk meditasi yang mampu untuk mempertahankan kesadaran meskipun tubuh sudah beristirahat.
kemudian abad ke 5, sebuah surat dari St. Augustine menyebutkan bahwa dia sadar dalam mimpinya. Di abad ke 8 lucid dream kembali terekam oleh para biksu tibet, pada buku berjudul "Tibetan Book of the Dead", para biksu tibet menerapkan suatu bentuk meditasi yoga yang mampu mengajarkan untuk menjaga kesadaran dalam mimpi.
Awal abad 19 seorang ilmuwan bernama Marquis d'Hervey de Saint-Denys menerbitkan sebuah buku berjudul 'Dreams and How to Guide Them'. Buku tersebut berisi mengenai dokumentasi dari kegiatannya meneliti mimpi selama 20 tahun, dan dibuku ini dijelaskan selangkah demi selangkah perkembangan kemampuannya dalam mengontrol mimpi, termasuk juga dream recall - kondisi mengingat jelas pengalaman saat bermimpi.
Psikolog dan ilmuwan mimpi dari Belanda, Frederick Van Eeden, menjadi orang pertama yang menggunakan istilah 'Lucid Dream'.  Pada tahun 1913 dia menerbitkan jurnal pada komunitas ilmuwan psikolog mengenai lucid dream.
Istilah  Lucid berasal dari bahasa Latin “Lux”, artinya “cahaya” dan “dream” artinya mimpi. Dalam bahasa Indonesia Lucid Dream bisa diartikan sebagai “mimpi yang jelas” atau “mimpi cerah”, atau “mimpi terang”.
Dalam jurnal tersebut dia merekam 352 lucid dream yang dialaminya dari tahun 1898 dan 1912. judul jurnalnya adalah "A Study of Dreams".
Di abad 20 dan 21, nama Dr.Stepehen laberge, seorang dosen di Stanford University yang dikenal mendalami penelitian soal lucid dream. berkat hasil penelitiannya dengan dr. Lynn Nagel, komunitas ilmuwan mulai mengakui lucid dream secara sains.
Untuk memahami apa itu Lucid Dream, nggak usah jauh-jauh. Yang paling mudah, tontonlah "Inception". Dalam film besutan Christoper Nolan itu, tokoh utamanya adalah Leonardo Di Caprio.
Ia dan kelompoknya mampu mengendalikan mimpi. Melalui mimpi yang terhubungkan satu sama lain, mereka mampu mengorek informasi penting dari lawan mereka atau mempengaruhi orang untuk mengambil keputusan penting. Mimpi mereka pun berlapis-lapis. Artinya ada tingkatan kedalaman mimpi atau tingkat keterlelapan - lucidity.
Redaktur : Endah Hapsari
Sumber : apakabardunia.com


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

aku ???

Kamis, 04 April 2013

malam semakin larut, angin semakin dingin berpendar
tapi hatiku merasakan sesuatu yang aneh
perasaan sedih, terluka dan iri yang teramat sangat
semua itu membakar ragaku

tapi hati tetap-lah hati
ia memulihkan setiap luka
begitu juga dengan fikiran tetap-lah fikiran
merasional-kan segala asa

aku sakit, terluka, sengsara dan nelangsa
tetapi akal-ku berkata
aku adalah aku
hidupku
ragaku
hatiku
aku yang tau apa yang aku mau

KAMU!


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer