adakah teori tentang cinta??? tentu saja ada ini dia salah satunya ^_^

Minggu, 07 April 2013


Erich Fromm 
Asumsi Dasar
Asumsi dasar Fromm adalah bahwa kepribadian individu dapat di mengerti hanya dengan memahami sejarah manusia. Dimana Fromm yakin bahwa manusia tidak seperti binatang lainnya, menurutnya manusia telah berpisah atau tercerai berai dari kesatuan prasejarahnya dengan alam.
Manusia tidak memiliki insting kuat untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan akan tetapi menusia memiliki kemampuan bernalar untuk menghadapinya, hal ini disebut Fromm sebagai dilema manusia. Nalar menurut Fromm merupakan anugerah sekaligus kutukan. Maksudnya adalah bahwa dengan nalar manusia dapat mencari jalan keluar atas dilemanya, namun juga dengan nalar manusia sulit untuk keluar atau bahkan terpuruk dalam dilemanya Fromm menyebutnya (existensial dichotomies).
Macam-macam dikotomi antara lain:
Pertama, hidup-mati. Kesadaran diri dan fikiran manusia bahwa akan menemui kematian, tetapi manusia brusaha untuk mengingkarinya, dengan meyakini adanya kehidupan setalah mati. Usaha yang tidak merubah fakta bahwa hidup kita akan diakhiri dengan kematian.
Kedua, ketidak sempurnaan-kesempurnaan. Bahwa manusia mampu membentuk konsep tujuan dari realitas yang utuh, namun waktu hidup dari manusia tidak cukup untuk memnuhi hal tersebut. Dimana manusia ada yang mengisiny dengan segudang prestasi di bidang kemanusiaan, juga ada yang percaya bahwa kelanjutan perkembangan setalah mati.
Ketiga, kesendirian-kebersamaan. Manusia pada akhirnya hanya sendiri, namun manusia tetap tidak bisa menerima pengucilan atau isolasi. Manusia sadar bahwa kebahagian mereka bergantung pada ikatan mereka dengan manusia lainnya. Walau pun manusia itu tidak dapat menyelesaikan mesalahnya itu dimana masalah antara kesendirian atau kebersamaan.
Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia memiliki kebutuhan sebagai hewan dan kebutuhan sebagai manusia. Sebagai hewan, manusia terdorong oleh kebutuhan-kebutuhan fisiologis, seperti rasa lapar, seks, haus dan bebas dari sakit. Sebagai manusia dalam arti kebutuhan sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia. Kebutuhan sebagai manusia Fromm membaginya menjadi bagian dari sesuatu dan menjadi otonom seperti, relatedness dan unity, dan kebutuhan memahami dunia seperti, Frame of orintation dan Effectiveness.
Kebutuhan-kebutuhan itu dibagi mejadi :
A.    Kebebasan dan Ketertarikan
·                Keterhubungan (relatedness): Fromm menyatakan tiga cara dasar bagi manusia untuk terhubugn dengan dunia, adalah kepasrahan, kekuadaan, dan cinta. Setian orang akan saling bersimbiosis, bergantung satu sama lain. Fromm percaya bahwa cinta dalaaah satu-satunya jalan untuk seseorang bersatu dengan dunia dan dalam waktu yang sama, mencapai individulitas dan intregritas. Mamusia juga mempertahankan keinginan irasionalitasnnya yakni hubungan dengan ibu dan dengan orang lain.
·                Kebarakaran (Rootedness): Kebutuhan untuk memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya merasa nyaman didunia.dimana manusia akan merasa asing karena dua hal, pertama, dia direnggut dari akar-akar hubungnnya oleh situasi. Contohnya, ketika dilahirkan maka manusia akan sendirian. Kedua, pikiran dan kebebasan yang dikembangkannya justru memutuskan ikatan alami dan menimbulkan perasaan isolasi.
          Keberakaran dapat dicari melalui cara produktif dan non produktif. Dengan cara produktif, dimana ketika manusia telah selesia di apih oleh ibunya, lalu menjadi manusia yang aktif dan produktif dan apar terlibat kedalam keberakaran yang luas dnegan orang lain. Secara nonproduktif (fiksasi) kengganan yang kuat untuk bergerak melampaui keamanaan dan perlindungan  yang diberikan oleh seorang ibu.
·                Keungulan atau pencipta (transcendency): Manusia menyadari kemampuan akan dirinya, dimana alam semesta itu sangat kuat dan menakutkan yang membuat menusia tidak berdaya. Dengan itu manusia ingin keluar dari hal tersebut dan berubah dari ciptaan menjadi pencipta. Dampak posiitif (menciptakan sesuatu) dampak negatif (nenghancurkan sesuatu).
·                Kepekaan akan identitas (sense of identity): Kebutuhan untuk menjadi “Aku” kebutuhan untuk sadar dengan dirinya sendiri sebagai suatu yang terpisah. Tanpa kepekaan akan identitas, menusia tidak dapat mempertahankan kewarasan mereka dan ancaman ini mendorong mereka untuk melakukan hampir segala hal untuk mendapatkan kepekaan akan identitas.
B.     Kebutuhan untuk memahami dan beraktivitas
·                Kerangka Oriensitas (frame of orientation): Dimana manusia (orang) membutuhkan peta menganai dunia sosial dan dunia alaminya. Dimana tanpa peta itu manusia akan bingung dan tidak mampu melakukan tindakan dengan tujuan dan konsisten.
·                Kerangka Kesetiaan (frame of devotion): Kebutuhan untuk memiliki tujuan hidup yang mutlak. Yaitu Tuhan. Orang membutuhkan sesuatu yang dapat menerima seluruh pengadian hidupnya, sesuatu yang membuat hidupnya yang bermakna.
·                Keterangsangan stimulasi(extitation-stimulation): kebutuhan untuk melatih sistem syaraf, untuk memanfaat kan kemampuan otak. Dimana manusia tidak cukup hanya dengan stimulus sederhana, tapi stimulti yang mengatifkan jiwa (seperti puisi dan hukum fisika).
·                Keefektivan (effectivity): kebutuhan untuk menyadari deksistensi diri melawan perasaan tidak mempu dan melatih kopentensi atau kemampuan.
C.     Kebutuhan
1.         Kebutuhan berhubungan  keterhubungan (relatedness).
2.         Kebutuhan akan tingkat yang tertinggi (transendence).
3.         Kebutuhan akan bersatu  keberakaran (rootedness).
4.         Kebutuhan akan sama (identity)  rasa identitas (Sense of identity).
5.         Kebutuhan akan suatu rencana peninjauan kerangka orientasi (frame of orientation)
Gangguan Kepribadian

Menurut erich fromm orang yang mengalami gangguan kepribadian adalah orang yang gagal memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
Tiga gangguan kepribadian yang berat- nekrofilia, narsisme berat, dan
Simbiosis incses :
·         Nekrofilia
Istilah “nekrofilia” (necrophilia) berarti cinta akan kematian dan biasanya mengacu pada kelainan seksual di mana seseorang menginginkan kontak seksual dengan mayat. Fromm (1964, 1973) menggunakan istilah nekrofilia dalam arti yang lebih umum untuk menunjukan ketertarikan akan kematian. Nekrofilia adalah orientasi karakter alternatif bagi biofilia.
Orang-orang dengan nekrofilia tidak semata-mata bertingkah laku destruktif, melainkan tingkah laku destruktif mereka adalah cerminan karakter dasar mereka.
·         Narsisme berat
Manusia normal menunjukan bentuk narsisme yang baik, yaitu ketertarikan akan tubuh sendiri. Keterpakuan terhadap tubuh sering menyebabkan hipokondriasis atau perhatian obsesif akan kesehatan seseorang. Orang-orang narsistis memiliki apa yang disebut horney.
·         Simbiosis inses
Orientasi patologis ketiga adalah simbiosis inses atau ketergantungan ekstrem akan ibu atau pengganti ibu. Simbiosis inses adalah bentuk berlebihan dari fiksasi terhadap ibu yang lebih umum dan lebih baik. Keterikatan terhadap ibu didasari oleh kebutuhan akan rasa aman , bukan kebutuhan seks. Dorongan seksual bukanlah penyebab dari fiksasi terhadap ibu, namun merupakan hasil.
Sebagian individu patologi memiliki tiga gangguan kepribadian, yaitu mereka tertarik pada kematian (nekrofilia), memiliki kesenangan dalam menghacurkan mereka yang inferior (narsisme berat), dan memiliki hubungan simbiosis neurotik dengan ibu mereka atau penggantian ibu. Orang-orang seperti itu membentuk apa yang disebut fromm sindrom pembusukan (syndrom of delay).

DAFTAR PUSTAKA

·                Dra. I.L. Pasaribu dan Drs. B. Simajuntak. Teori Kepribadian. 1989. Tarsito. Bandung
·                Alwisol. Psikologi Kepribadian. 2005. UMM Press. Malang
·                Gregory J. Feist, Jess. 2008. Feist Theories of Personality. Pustaka Pelajar. Yogyakarta




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar